Jan 30, 2013

Impresioneis Van Gogh


Biodata Van Gogh
Karya Van Gogh dengan judul sun flower menjadi  sebuah  ketertarikan untuk melihat kehidupan seorang Van Gogh dari balik karya sun flower dengan sejarah van gogh yang begitu tragis di akhir hidupnya.
Van Gogh lahir di belanda, anak dari seorang pendeta protestan di Groot Zundert ia merupakan sulung dari 6 bersaudara. Vincent Willem van Gogh (30 Maret 1853 – 29 Juli 1890) adalah pelukis pasca-impresionis Belanda. Vincent memiliki karakter  orang yang muram, gelisah, dan temperamental, namun pengetahuannya sangat luas. Kariernya sebagai pelukis pada usia 27 tahun dianggap gagal.
Semasa hidupnya, hanya satu lukisannya yang terjual sehingga dia terpaksa hidup miskin bergantung pada sokongan adiknya yang selalu setia menyemangatinya, Theo van Gogh. Van Gogh dalam kehidupannya sering berpindah – pindah dengan adiknya Theo van Gogh. Akirnya Van Gogh menetap di Arles sementara adiknya di Paris, di Arles Van Gogh melukis dengan temannya Paul Gauguin. Namun, setelah mereka bertengkar dan Gauguin pergi, Van Gogh mengalami depresi berat.
            Van Gogh sempat masuk rumah sakit jiwa R.S. Jiwa Saint Paul-de-Mausole karna depresi berat yang dia alami membuat seorang Van Gogh memotong telingganya sendiri dan dikatakan penduduk sekitar Arles dia gila. Di rumah sakit jiwa dia terus melukis, akhirnya ia keluar dan tinggal di sebuah pondokan. Depresinya yang belum hilang total membuatnya menembak dirinya sendiri pada 27 Juli 1890.
            Deskripsi karya.
 lukisan Sun flower  dibuat tahun 1889, menggunakan teknik cat minyak, dengan format horizontal berukuran 120 X 110 cm. Secara denotative karya Van Gogh yang berjudul sun flower menghadirkan objek potret dirinya yang memakai pakaian rapi menggunakan jas, kemeja dan dasi. Sementara tanggan kirinya memengang seikat bunga matahari.
Karya sun flower Van Gogh dengan objek utama potret dirinya yang sedang berdiri di kebun bunga matahari dan dipaling ujung berdiri sebuah pondok yang berdekatan dengan hutan belantara dan beberapa pohon yang menjulang tinggi serta gumpalan – gumpalan awan dilangit.
Analisis formal.
Bila diamati dari lukisan Sun flower karya seorang Van Gogh didominasi penggunaan garis putus – putus pada setiap objek. Kehadiran garis putus – putus di karya Sun flower memberi makna tersendiri dari kehidupan ini. Hidup memang tak semulus dibayangkan oleh manusia ada kalanya senang dan ada pula waktunya merasakan kesedihan, itu lah yang dicoba Van Gogh tunjukan dalam karya Sun flowernya. Bagai mana Van Gogh menjalani hidupnya yang tidak tenang dalam berkarya karna sering berpindah – pindah dan tekanan dari lingkungan.
  Dari keseluruhan karya dominan mengunakan warna – warna cerah seperti coklat muda, violet, kuning, hijau dan sedikit warna merah. Dibagian hutan dari karya Van Gogh kelihatan gelap dan pada lagit yang kelihatan mendung namun pelototan garis pada awan terlihat terang.
Pencahayan pada objek baik terhadap potret diri Van Gogh, bunga – bunga matahari terlihat begitu jelas jatuh cahaya memberi suasana kelihatan cerah di sekitar perkebunan bunga matahari. Sementara pada hutan dan langit Van Gogh membentuk hutan dengan memberi kesan gelap yang begitu terlihat hutan yang rimba dan gelap, sedangkan terhadap langit seakan – akan  hari mau hujan dan angin kencang, terasa dari goresan – goresan Van Gogh membentuk awan.
Latar belakang yang membentuk hutan belantara memberi ruang tersendiri dari kehidupan Van Gogh, bila menoleh kebelakang dari penggalaman berkarya seni dan latar belakang kehidupan Van Gogh memang menggalami tekanan dari bayak orang atas karya – karyanya.
Ada teori seni yang hedonistic yang apa bila diartikan secara apa adanya adalah penciptaan seni yang hanya dengan satu tujuan, yaitu memberi kenikmatan kepada masyarakat pendengar atau pengamatnya. Tentu bisa saja hasil seni itu juga memberikan informasi, pernyatan atau ekpresi, tetapi yang tidak boleh dilupakan bahwa hasil seni itu mesti menyenangkan dan memberi kenikmatan.
Bila dikaitkan dengan teori diatas karya yang dihadirkan Van Gogh bisa dikatakan tidak memberi kenikmatan dan tidak menyenangkan, dilihat dari latar belakang kehidupan Van Gogh dengan begitu banyaknya orang yang menentang gaya lukisan Van Gogh  karna kehadiran karya – karyanya dengan gaya terlalu dini sementara orang lagi asik – asiknya menikmati gaya - gaya lukisan yang indah dan digarap begitu halus.
Karya Van Gogh diambil dari perspektif mata normal manusia yang mengecil kedepan memperlihatkan betapa besarnya dunia ini. Serta bunga – bunga matahari hampir semuanya menghadap kearah Van Gogh yang sedang berdiri memengang seikat bunga yang membentuk sebuah ruang dimana seorang selebritis, artis bahkan seniman terkenal yang lagi dikelilingi para penggemarnya. Disini Van Gogh mendambakan kehidupan yang damai, indah dan tentram tidak ada lagi tekanan dalam berkarya mau pun tekanan disekeliling hidupnya.
Ditinjau lebih teliti terhadap karya Van Gogh, ia meletakkan sebuak gubuk kecil yang tak begitu jelas dan sebagian dari gubuk ditutupi oleh daun pepohonan. Namun dibalik itu tersimpan sebuah keinginan yang begitu tinggi dari seorang Van Gogh. Dalam hidupnya tinggal di gubuk yang terpencil jauh dari kehidupan kalayak ramai bila dilihat berdasarkan sejarahnya dia pernah masuk rumah sakit jiwa, tapi dalam karyanya malahan sebaliknya seorang Van Gogh yang berpakaian rapi dikeliligi bunga – bunga dan seolah – olah memiliki harta yang berlimpah, seakan – akan kehidupan realitas Van Gogh tidak pernah ada dalam karya Sun flowernya.
Posisi berdiri Van Gogh tepat ditegah kanvasnya berlatarkan bunga matahari terlihat seolah dia diidolakan dalam karyanya, jika bunga matahari dijadikan sebuah simbol manusia yang ramai dan hutan serta pohon tinggi di belakanya sebagai gedung – gedung tinggi seakan Van Gogh lagi menghadiri sebuah acara megah baik itu pameran dan sebagainya yang disambut begitu mewah oleh penggemarnya.
Dari sekian banyak bunga matahari semuanya hampir tertuju kearah Van Gogh yang menjadi pusat perhatian. Dimana semuanya membentuk komponen yang saling mendukung satu sama lain, terdapat sebuah keseimbangan antara objek utama dengan objek pendukung dari pewarnaan dan peletakan objek dalam karyanya yang membentuk irama dimana terdapat banyak pengulangan terhadap objek pendukung maupun objek utama. Disini terlihat bunga matahari begitu indah dengan pengulangan gerakkan yang tertuju kaerah Van Gogh menambah kesan yang begitu ramai terasa terhadap karyanya.
Gaya dan tema lukisan memiliki keingin seorang Van Gogh yang begitu besar terhadap karya – karyanya untuk dihargai dan keluar dari tekanan lingkungan yang dikucilkan selama hidupnya dari lingkungan sekitar ia tinggal. Dari karya ini bisa dirasakan begitu ceria suasan yang hadir dalam karya dimana pemakaian warna cerah dan pencahayaan pada bunga matahari begitu terasa cerah.
Makna bunga matahari bisa dijadikan sebuah tanda oleh Van Gogh yang mewakili dirinya bila kita melihat dari perjalanan hidup Van Gogh yang tak begitu bahagia. Sebagai sebuah tanda yang kehadirannya sangat mendukung dari lukisan ini, tanda memungkinkan timbulnya interprestasi. Tanda mengacu kesebuah objek seorang Van Gogh yang berdiri memengang seikat bunga matahari yang ingin memberi manfaat kepada orang lain sebagai mana layaknya matahari memberi kehidupan didunia ini.
 Dalam realitas bunga matahari seakan mengikuti arah pergerakan matahari dalam artian pada pagi hari menghadap kearah timur, sedangkan pada sore hari menghadap kearah barat seakan mengikuti arah pergerakan matahari, sedangkan sifat dari matahari yang bersinar terang menyinari alam semesta dengan pancaran sinar begitu terang dan memberi warna dalam hidup,  namun di lukisan ini Van Gogh menjadikan potret dirinya sebagai matahari yang lagi bersinar terang.

Daftar pustaka
1.      Soedarso S.P, Teori seni penciptaan eksistensi dan kegunaan seni, BP ISI Yogyakarta, 2006.
2.      SEM C. Bangun, kritik seni rupa, ITB Bandung, 2000.
3.      Drs. Alex Sobur, M. Si, Semiotika Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009.
4.      M. Dwi Marianto, Seni Kritik Seni, Lembanga Penelitian Institut Seni Yogyakarta, 2002.
5.      Mikke Susanto, Diksi Rupa, Kanisius, Yogyakarta, 2002.

1 comment:

  1. Blog yang bagus... semoga terus berkembang... Saya ingin berbagi wawancara dengan Vincent van Gogh (imajiner) artikel di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2017/11/wawancara-dengan-vincent.html

    ReplyDelete